ANALISIS PENGARUH
PEMBATASAN SUBSIDI BBM TERHADAP M1 & M2 SERTA INCOME PERKAPITA
Subsidi harga BBM
(Bahan Bakar Minyak) dihitung sebagai selisih antara penjualan dalam negeri
produk BBM dengan komponen biaya pokok pengadaan
BBM.
Komponen biaya pokok tersebut, yaitu:
(1)
biaya pengadaan minyak mentah dan bahan baku lain,
(2)
biaya pembelian produk BBM,
(3)
biaya operasi pengadaan dan distribusi BBM,
(4)
biaya operasional, dan
(5)
faktor pengurang nilai produk BBM.
Sedangkan
biaya operasional dibedakan ke dalam tujuh komponen, yaitu:
1. biaya
pengolahan dan fee,
2. biaya
angkutan laut,
3. biaya
distribusi dan fee,
4. biaya
overhead,
5. bunga,
6. depresiasi,
dan
7. perubahan
persediaan.
Pada Maret
2013 Indonesia kembali mengeluarkan kebijakan yang tidak populer, yaitu akan
menaikkan harga BBM premium dan solar. Keputusan ini diambil karena harga BBM
internasional trendnya selalu naik. Akan tetapi, harga minyak Indonesia
mencapai US$ 107,42 per barel. Ini berarti turun US$ 7,44 per barel dari US$
114,86 pada bulan Februari 2013. Sedangkan harga tukar rupiah adalah Rp 9700/1
USD. Sebab besarnya subsidi harga BBM juga bergantung
nilai tukar rupiah yang digunakan.
Beban
anggaran subsidi harga BBM ini telah diputuskan oleh pemerintah
untuk dikurangi secara bertahap. Beberapa alasan dapat dikemukakan.
Pertama, dalam jangka pendek, subsidi harga BBM menimbulkan meluasnya
gejala moral hazard. Ini antara lain ditunjukkan oleh praktek penyelundupan
BBM ke luar negeri, mengalirnya BBM bersubsidi ke non-targeted consumers
serta
penggunaan BBM oleh industri dan masyarakat secara tidak efisien (over
consumption). Kedua, dalam jangka panjang, subsidi
harga BBM dapat mendorong berkembangnya industri
dalam negeri yang rapuh dan vulnerable terhadap kenaikan
harga BBM.
Kebijakan
pengurangan anggaran subsidi harga BBM ini menimbulkan pandangan
pro dan kontra dalam masyarakat. Bahkan dari kalangan anggota DPR dan BI. Sebab
pengurangan subsidi BBM otomatis akan membuat harga BBM naik. Permasalahan yang
dihawatirkan mayoritas kalangan akan terjadi sebagai dampak kenaikan harga BBM
adalah:
1.
Tingkat kemiskinan Negara
Indonesia akan meningkat, karena apabila pemerintah memang benar – benar
memberlakukan kebijakan tersebut dapat di pastikan akan lebih banyak angkatan
kerja yang kehilangan pekerjaan ( PHK ) dan makin banyak pengangguran di
Indonesia.
2.
Harga bahan pokok seperti
beras, gula, cabe, garam, dan lain – lain akan naik drastis.
3.
Tingkat Kriminalitas
bertambah, di karenakan masyarakat kecil yang terdesak dan bingung bagaimana
cara mereka memperoleh makanan sedangkan harga makanan naik, lalu mereka akan
melakukan tindakan kriminal.
4.
Akan terjadi banyak
kerusuhan, dapat di pastikan kembali semua golongan akan menolak kebijakan
pemerintah ini. Maka golongan – golongan tersebut seperti mahasiswa ormas – ormas
masa, serikat – serikat rakyat akan mengadakan demo agar aspirasi mereka untuk
masalah bbm ini dapat di perbaiki. Aksi demonstrasi ini terkadang disusupi pula
oleh kepentingan politik tertentu.
Permasalahan lainnya, kenaikan BBM ini
akan menyebabkan uang yang beredar di masyarakat menjadi semakin banyak. Karena
walaupun harga nya yang melambung tinggi, namun masyarakat akan tetap
membelinya sebab BBM merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya
peredaran uang di masyarakat, biasanya menyebabkan inflasi yang tinggi. Inflasi
ini lah penyebab tingkat kemiskinan semakin tinggi.
Jenis-Jenis Uang Beredar
di Indonesia terdiri dari DUA macam
:
1.
Uang beredar dalam arti sempit (M1) yaitu kewajiban sistem moneter
(bank sentral dan bank umum) terhadap sektor swasta domestik (penduduk)
meliputi uang kartal (C) dan uang giral (D).
2.
Uang beredar dalam arti luas (M2) disebut juga Likuiditas
Perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik
meliputi M1 ditambah uang kuasi (T). Uang kuasi contohnya cek, giro, dll.
Disini, dampak kenaikan BBM mempengaruhi
uang beredar dalam arti sempit maupun arti luas. Semakin banyak M1 beredar,
maka M2 juga mengalami hal yang sama. Namun kenaikan peredaran uang ini tidak
sejalan dengan naiknya pendapatan perkapita masyarakat. Karena pendapatan
masyarakat yang mayoritas tetap, sedangkan harga kebutuhan semakin tinggi,
membuat masyarakat tidak bisa menambah anggaran untuk saving maupun investasi.
Lebih buruk lagi, inflasi yang telah
dijelaskan tadi, membuat perusahaan/investor mengalami kerugian sehingga harus
mengurangi karyawan (pekerja)nya. PHK dimana-mana membuat tingkat kemiskinan
semakin tinggi.
Apabila masyarakat tidak memiliki
pekerjaan/penghasilan, maka bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhannya? Hal
ini dapat memicu meningkatnya kriminalitas, dan kesejahteraan masyarakat
semakin rendah.
Oleh sebab itulah, kebijakan pengurangan
subsidi BBM ini menjadi keputusan yang sangat alot untuk didiskusikan. Banyak
pertimbangan yang membuat pemerintah sulit untuk memutuskan apakah harus
mengurangi subsidi BBM atau tidak. Sebab dari keputusan ini banyak dampak
beruntun yang akan terjadi. Sekalipun disetujui, pembatasan anggaran ini akan
dilakukan bertahap, untuk mengurangi resikonya.
Berikut gambaran mengenai Pengaruh
Pembatasan/Pengurangan Subsidi BBM terhadap M1 & M2 serta Pendapatan
Perkapita:
SUMBER:
http://adityadarmawan92.wordpress.com/2012/03/25/makalah-kenaikan-bbm-dan-pembatasan-bbm-bersubsidi/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar