PENGARUH KONJUNGTUR
PADA PEREKONOMIAN INDONESIA
Konjungtur atau business cycle adalah
fluktuasi atau perubahan yang terjadi pada kegiatan perekonomian atau gelombang naik-turun yang relative teratur
dan pada rentang waktu tertentu. Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya
konjungtur menurut teori moneter adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Apabila masyarakat banyak memegang uang, maka akan timbul kecenderungan
mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi dan investasi, sedangkan
sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia bisnis dan
masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada tingkat
minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi
tingkat konsumsinya dan lebih banyak melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan
pendapatan total perusahaan tidak akan mencukupi untuk mempekerjakan semua
angkatan kerja. Ini juga menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat berkurang,
walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan.
Sedangkan investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur
sehingga pasti akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan sebagainya.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi akibat
adanya konjungtur adalah melalui beberapa kebijaksanaan fiskal dan moneter seperti
deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan yang baru, dan menjaga
kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.
• Gelombang
Konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya kegiatan ekonomi dari
waktu ke waktu (Business Cycle)
• Naik
turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu gelombang. Kegiatan ekonomi:
-
Menaik (recovery)
-
Sampai pada puncak
paling atas (prosperity)
-
Menurun (recession)
-
Sampai puncak
paling bawah (depression
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai
konjungtur:
• Jevons
dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena
adanya perubahan alam
• Pigou
(1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya
faktor psikologis para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis
• Malthus
(1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan
konsumsi (under consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin
berkembang dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor
tersebut.
• Mitchell
(1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem
ekonomi kapitalis-liberalis.
• Hawtrey
(1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem
moneter dan sistem kredit.
• Shcumpeter (1934)
menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.
• Lucas
dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi masyarakat
yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
• Keynes:
Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat. Penyebab
utama adalah tidak stabilnya investasi.
• Siklus
konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda.
-
Kondratif: setiap 50
tahun sekali
-
Juglar: 10 tahun
sekali
-
Kitchin: 4 tahun
sekali
-
Batra (1990): 60 tahun
sekali
-
Mubyarto: 7 tahun
sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa:pitu-lungan).
Anatomi Siklus Ekonomi
1.
Tahap Ekspansi = kegiatan ekonomi cepat
yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak kegiatan (masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi)
2. Tahap Resesi = Kelesuan
Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit.
Jika berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka kelesuan menjadi kemrosotan.
3. Tahap Depresi = kemrosotan
Yaitu kemrosotan yang disebabkan antara lain banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran (baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik bawah/trough)
4. Tahap Recovery/Revival = pemulihan
Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.
Indikator analisis siklus ekonomi
Pertumbuhan ekonomi atau jumlah output riil serta tingkat harga.
yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak kegiatan (masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi)
2. Tahap Resesi = Kelesuan
Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit.
Jika berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka kelesuan menjadi kemrosotan.
3. Tahap Depresi = kemrosotan
Yaitu kemrosotan yang disebabkan antara lain banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran (baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik bawah/trough)
4. Tahap Recovery/Revival = pemulihan
Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.
Indikator analisis siklus ekonomi
Pertumbuhan ekonomi atau jumlah output riil serta tingkat harga.
Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang
mempengaruhinya
1.
Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle)
§ Penemu: Joseph Kitchin (1923)
§ Durasi: 40 bulan
§ Faktor yang mempengaruhi: Custom & Nature
Pengaruh alamiah (Nature): iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, gelombang laut memengaruhi aktivitas ekonomi.
Pengaruh adat-istiadat (Custom): perayaan hari raya mempengaruhi permintaan masyarakat.
2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
§ Penemu: Clement Juglar (1860)
§ Durasi: 7-11 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Sunspot
William Stanley Jevon menjelaskan: siklus ekonomi di bumi (perekonomian di Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu bintik matahari (sunspot)yang berdaur ulang 11 tahun sekali, dimana akan mempengaruhi iklim/cuaca, sehingga memengaruhi output perekonomian, dan muaranya akan mempengaruhi output perekonomian nasional.
3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)
§ Penemu: Nikolai D. Kondratief (1925)
§ Durasi: 48-60 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Invention & Innovation
Schumpeter menunjukkan bahwa siklus jangka panjang yang dialami di AS tahun 1787-1842 dipenngaruhi oleh penemuan & penerapan teknologi baru mesin uap dan melahirkan revolusi industri. Siklus panjang tahun 1843-1897 disebabkan penemuan kereta api.
§ Penemu: Joseph Kitchin (1923)
§ Durasi: 40 bulan
§ Faktor yang mempengaruhi: Custom & Nature
Pengaruh alamiah (Nature): iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, gelombang laut memengaruhi aktivitas ekonomi.
Pengaruh adat-istiadat (Custom): perayaan hari raya mempengaruhi permintaan masyarakat.
2. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
§ Penemu: Clement Juglar (1860)
§ Durasi: 7-11 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Sunspot
William Stanley Jevon menjelaskan: siklus ekonomi di bumi (perekonomian di Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu bintik matahari (sunspot)yang berdaur ulang 11 tahun sekali, dimana akan mempengaruhi iklim/cuaca, sehingga memengaruhi output perekonomian, dan muaranya akan mempengaruhi output perekonomian nasional.
3. Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)
§ Penemu: Nikolai D. Kondratief (1925)
§ Durasi: 48-60 tahun
§ Faktor yang memengaruhi: Invention & Innovation
Schumpeter menunjukkan bahwa siklus jangka panjang yang dialami di AS tahun 1787-1842 dipenngaruhi oleh penemuan & penerapan teknologi baru mesin uap dan melahirkan revolusi industri. Siklus panjang tahun 1843-1897 disebabkan penemuan kereta api.
Sumber
:
Tidak ada komentar :
Posting Komentar